PIKIR COBA, PIKIR! jejari telunjuk menunjuk-nunjuk hati mengutuk mulut merutuk-rutuk sorot mata jijik menghina-hina bibir nyinyir mencibir-cibir di ruang pengap berpagar jeruji besi perempuan paruh baya itu meratap tanpa suara linang air matanya kilau kemilau seakan ingin berkata: oh jagat dewa betara kala semena-mena mereka menuduhku berbuat nista mereka dzolimi aku bukankah mereka tahu siapa aku biru darahku ratu gelarku ningrat bermartabat birokrat terhormat itulah aku pun handai...