Kamis, 21 November 2013

(Road Show 10) Puisi Menolak Korupsi di Kota Pahlawan (Jawa Pos, Minggu 24/11/13)

PMK KOTA PAHLAWAN, 22 NOVEMBER 2013 DI UNESA
DIBAHAS OLEH Dr. M. SHOIM ANWAR, M.Pd. bertajuk "Menuju ke Sastra Rebonding", dan sekedar bocoran telaahnya berbunyi begini:

Judul-judul puisi yang ditampilkan diharapkan menjadi sarana pencucian jiwa atau katarsis. Inilah identitas negeri yang dirasuki oleh wabah korupsi: Selamat Datang di Negeri Setan (Bambang Eka Prasetya), Negeri Gerhana, Negeri Dadu, Negeri Petak Umpet (Dedet Setyadi), Negeri Tragedi (Dimas Arika Mihardja), Negeri Wanyad (Dwi Eri Santoso), Kutaburi Tinja Negeriku (Eka Pradhaning), Negeri Koruptor, Jangan Kausebut Negeriku Negeri Korupsi (Endang Setyaningsih), Negeri Yang Aneh, Negeri Para Tikus (Hardho Sayoko SPB), Negeri Siluman (Irma Yuliana), Negeri Air Mata (Jumari HS), Negeri Boneka (Najibul Mahbub), Negeri Seribu Janji ( Oscar Amran), Negeri Serba Lupa, Republik Disorientasi (Ribut Achwandi), Negeri Uang (Sosiawan Leak), Kibar Bendera Negeri Korupsi (Sudarmono), Negeri Paradoks (Sumasno Hadi), Republik Salah Makan Jadi Buang Muka (Syam Chandra Manthiek), Negeri Yoni (Thomas Budi Santoso), Negeri EDST, Negeri Dobol (Thomas Budi Santoso), Indonesian Idiot (W. Haryanto).

Lantas ada terselip tanya, ada apa dengan sastra?

Nama-nama penyair yang disebut pembicara adalah: Dari judul-judul puisi yang ada dapat dilacak unsur mana yang dominan dalam puisi tersebut. Judul-judul puisi berikut mengasosiasikan bagian-bagian anatomi korupsi: “Ciri-ciri Koruptor” (Agus Sri Danardana), “Semua Bisa Diatur” (Ahmad Daladi), “Raja Berkepala Batu” (Ahmadun Yosi Herfanda), “Batu Dalam Kekuasaan” (Akaha Taufan Aminudin), “Pengakuan Seorang Wakil Rakyat” (Aloysius Slamet Widodo), “Akal Bulus Anak Buah Koruptor” (Andreas Kristoko), “Tikus-Tikus” (Ardi Susanti) ”Dari Tubuhmu Yang Seksi” (Asyari Muhammad), “Korupsi Raja di Negeriku” (Ayu Cipta), “Genetika Korupsi” (Beni Setia), “Beberapa Kali Palu Telah Diketok” (Rohmat Djoko Prakosa), “Kita Suka Korupsi” (Suyitno Ethex), “Hukum Tak Tegak” (Ekohm Abiyasa), “Sejak Bahasa Kita Beda” (Zainul Walid), dan masih banyak lagi. Hampir semua Puisi Menolak Korupsi memiliki akar ke anatomi tersebut.

Oleh Aming Aminoedhin

Sumber Facebook PMK

Berikut artikel yang dimuat di Jawa Pos edisi Minggu, 24 November 2013
Sumber Facebook PMK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila Anda memiliki kesan, pesan/saran maupun masukan atau pengalaman dengan Gerakan PMK, silakan ketik komentar Anda di bawah.

SATU HATI Tolak Korupsi untuk Negeri.