Minggu, 19 Mei 2013

(Road Show 1) Sebelum Pentas di Ampitheater

Asy'ari Muhammad (bertopi)
Ayu Cipta - Sus S Hardjono
Selepas Isya, Langit di atas halamam teater terbuka Gedung Musium Bung Karno tertutup awan hitam yang tebal. Seperti mengisahkan kondisi negeri ibu pertiwi ini yang tengah ridundung sedih. Berbagai kasus korupsi dimulai dari kisah Korupsi Bank Century yang menggegerkan seluruh negeri, Kisah korupsi dalam Proyek Ambalang yang bikin rakyat meradang, lisah korupsi Nazaruddin yang merembet ke tubuh elit Partai Demokrat seperti air terjun yang muncrat, Kasus korupsi sapi ditubuh PKS yang tak juga sepi, Kasus Korupsi di Tubuh elit jendral Polisi dan ratusan kasus korupsi lainnya menghiasi kahanan pusat dan daerah NKRI. Mala itu di atantara gerimis yang kudoakan segera berlari menyisih pergi.

Satu persatu acara digelar sebagai GERAKAN MENGGUNAKAN MELAWAN KORUPSI DENGAN PUISI. 200 Guru dengan costum tradisi menembangkan kidung dan geguritan. Mereka ikut mendukung 100 lebih penyair Indonesia Meneriakkan PUISI MENOLAK KORUPSI. Sosiawan Leak muncul memberi penjelasan awal mula kegiatan digagas, Sambutan Direktur Musium Nasional Bung Karno menjelaskan perihal kebangkitan penyair yang tepat dengan Hari Kebangkitan Nasional. Ia pun bersedia membuka apa saja yang ada di dalam musium Bung Karno. Selain ajaran dan Harapan beliau terhadap Negeri Ini, Ir.Soekarno bukan hanya milik satu partai saja. Bapak Proklamator kita milik bangsa Indonesia, katanya.

Acara berlanjut dengan sambutan Walo Kota Blitar yang meyakinkan diri tidak akan KORUPSI. Ia tak bisa berpuisi dan membaca puisi, namun putrinya yang cantik siap membacakan sebuaj puisi untuk negeri ini dengan menawan. Santrawan Indonesia Ahmadun Yossi Herfanda dalam sambutan pengantarnya mengatakan ia jauh dari Jakarta datang dengan swadaya biaya sendiri seperti seratus penyair lainnya datang ke Blitar. Karena tujuannya sama Ingin ikut serta membangun kekuatan memerangi bahaya KORUPSI yang melanda NEGERI INI, bersama-sama penyair lain ikut berPUISI MENOLAK KORUPSI. Meski banyak orang yang tidak yakin kalau puisi bisa ikut meluruskan kondisi carut marut negeri ini apalagi untuk soal KASUS KORUPSI. Namun dengan berjalannya gerakan PUISI MENOLAK KORUPSI dimulai dari BLITAR , maka negeri ini akan digetarkan minimalnya seandainya suara puisi itu dengung kumbang maka jutaan kumbang akan berdengung ,mengusik keasyikan oknum pelaku korupsi untuk segera jadi bukti dan diseret kemeja hukum untuk kemudian di BUI.

Kegiatan juga dimeriahkan dengan Tari paduan dari Mas Eka dan mas Djoko Prakoso, dan Dyah Setyawati di puncak acara membacakan puisi bersama suami bertajuk PENTAS KISERAN NEGERI CORONG RENTENG.***

Sumber: Facebook Nurochman Sudibyo YS.

Sedang tanda tangan sekaligus ngecek distribusi buku.
Ayu Cipta, Sosiawan Leak dan Sus S Hardjono
Dyah Setyawati, Ayu Cipta, Ki Tapa Kelana dan Asy'ari Muhammad.
Sumber: Facebook Bunda Sulis Bambang.

Ayu Cipta, Eka Pradhaning, Ekohm Abiyasa, Sus S Hardjono dan Bunda Sulis Bambang.
Sumber: Facebook Amiek Soegito.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bila Anda memiliki kesan, pesan/saran maupun masukan atau pengalaman dengan Gerakan PMK, silakan ketik komentar Anda di bawah.

SATU HATI Tolak Korupsi untuk Negeri.