Saat road show 24 di FIB Universitas Lancang Kuning Riau (Sept 2014) |
TANJUNGPINANG-Para penyair Indonesia yang punya keluangan waktu diundang
untuk hadir dalam acara Puisi Menolak Korupsi (PMK) di Tanjungpinang,
Kepulauan Riau (Kepri), 11-13 Desember 2014. Sekurang-kurang disediakan
akomodasi dan konsumsi bagi 20 penyair yang mendaftar lebih awal.
Sedangkan hal yang berkaitan dengan transportasi, tidak ditanggung oleh
panitia penyelenggara.
Ketua Panitia PMK
Tanjungpinang, penyair Tarmizi Rumahitam kepada Tiraskita.com via
telepon menjelaskan hingga saat ini sudah terdaftar 11 penyair yang
sudah menyatakan kesediaan hadir. Di antaranya, penyair yang juga
penggagas PMK, Sosiawan Leak (Solo), Husnu Abadi (Riau), Arsyad Indradi
(Banjarmasin), Syarifuddin Arifin (Padang), Surya "Sastra Riau" Hardi
(Riau), Marlin Dinamikanto (Bandung), Bambang Eka Prasetya (Yogyakarta),
Autar Abdillah (Surabaya), Yurnalsi Paduka Raja dan penyair Fakhrunnas
MA Jabbar (Riau) yang juga Pemred Tiraskita.com.
"Kami masih
menunggu Sembilan penyair lagi dari seluruh Indonesia agar dapat mengisi
jatah yang disedaiakan oleh panitia. Sebagaimana kegiatan-kegiatan PMK
sebelumnya di seluruh Indonesia, kegiatan ini dilakukan dengan semangat
kerelawanan (volunterisme). Artinya, kehadiran para sastrawan merupakan
tanggungan masing-masing sebagai bagian kontribusi penyair dalam ikut
memberantas korupsi di Indonesia," kata Tarmizi lagi.
Menurut
Tarmizi, bagi penyair yang berminat bergabung dapat menghubungi dirinya
via email rumahitam@gmail.com atau HP 081261210004. Sementara Penggagas
PMK, Sosiawan Leak yang berada di Solo kepada Tiraskota.com menyatakan
semangat menolak korupsi oleh komunitas penyair Indonesia tak akan
pernah berhenti. Kegiatan ini sudah dilakukan di berbagai kota Indonesia
mulai Indonesia Barat, Tengah hingga Indonesia Timur secara bergiliran
dan sukarela.Bahkan, kegiatan PMK pernah digelar di KPK yang
dihadiri langsung oleh ketuanya, Abraham Samad dan unsur pimpinan KPK
yang lain serta penyair Indonesia antara lain Taufiq Ismail, Jumari Hs,
Sosiawan Leak, Fakhrunnas MA Jabbar, Isbedy Stiawan ZS dan masih banyak
lagi.
Gerakan Puisi Menolak Korupsi mengambil posisi sebagai
gerakan kultural, melengkapi gerakan lain yang dilakukan sejumlah unsur
dari berbagai lapisan masyarakat berikut karakter dan alat perjuangnya
(hukum, politik, agama, jurnalistik, intelektual dan lain-lain). Gerakan
ini pada hakekatnya menyatu dan padu dengan semua kekuatan yang
beritikad mengawal proses perjalanan masyarakat membangun kehidupan
bangsa dan negara yang berkeadilan dan lebih bermartabat. Secara
siknifikan gerakan ini juga menjadi sarana bagi penyair untuk menyatakan
sikap tegas, menolak nilai-nilai kehidupan yang korup.
Menurut
Leak, sejak awal, Gerakan Puisi Menolak Korupsi telah berjalan sebagai
gerakan yang bersifat nirlaba, independen dan mandiri (baik secara
ideologi maupun ekonomi). Kemandirian ideologi dibuktikan dengan proses
penerbitan antologi puisi yang senantiasa merujuk pada tema anti
korupsi. Kemandirian ekonomi diwujudkan dalam melakukan iuran secara
gotong-royong guna mendanai proses penerbitan antologi tersebut, murni
atas biaya dari para penyair dengan mengutamakan azas kebersamaan dan
transparansi. Kemandirian semacam itu juga menjadi dasar digulirkannya
program kegiatan PMK lainnya, yakni Road Show Puisi Menolak Korupsi yang
dilakukan secara mandiri dan otonomi di berbagai kota di Indonesia,
dikoordinir oleh para penyair PMK yang mukim di kota tersebut.
Selanjutnya,
Sosiawan Leak menyatakan hingga sekarang gerakan yang idenya
dilontarkan oleh Heru Mugiarso (Penyair Semarang) tersebut telah
menerbitkan antologi puisi, merangkum karya para penyair yang berasal
dari berbagai daerah, usia, dan kecenderungan puitika. Setelah melewati
proses seleksi dan penyuntingan, karya-karya tersebut terbit dalam
Antologi Puisi
Menolak Korupsi (melibatkan 85 penyair, terbit
Mei 2013), Antologi Puisi Menolak Korupsi 2a (melibatkan 99 penyair,
terbit September 2013), dan Antologi Puisi Menolak Korupsi 2b
(melibatkan 98 penyair, terbit September 2013). Sejak Mei 2013, gerakan
ini juga melakukan kampanye anti korupsi bertajuk Road Show Puisi
Menolak Korupsi ke berbagai wilayah di Indonesia dalam wujud pembacaan
puisi, pentas seni, seminar, diskusi, orasi, lomba baca puisi, lomba
cipta puisi dan lain-lain. Kini Gerakan PMK telah melakukan
proses penerimaan dan seleksi puisi bertema anti korupsi dari para
pelajar di seluruh Indonesia yang diterbitkan April 2014 dalam Antologi
Puisi Menolak Korupsi 3; Pelajar Indonesia Menggugat (melibatkan 286
pelajar). "Pihak KPK sangat mendukung kegiatan PMK ini sebagai
keikutsertaan penyair dalam mendukung kegiatan menolak korupsi di
Indonesia," kata Sosiawan Leak bersemangat. (nas).
Sumber: Teraskitadotcom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila Anda memiliki kesan, pesan/saran maupun masukan atau pengalaman dengan Gerakan PMK, silakan ketik komentar Anda di bawah.
SATU HATI Tolak Korupsi untuk Negeri.