INSTING KORUPSI
Jago menciptakan kebohongan, terampil
menguasai emosi pihak lain lantas merekayasanya demi kepentingan
pribadi. Meski lemah saat mengontrol kejiwaan sendiri namun mereka tahan
menyimpan dendam dalam waktu lama, menunggu kesempatan untuk
meledakannya di kemudian hari. Itulah ciri-ciri kuat psikopat (psyche:
jiwa dan pathos: penyakit). Mereka juga culas serta ahli memanipulasi
ekspresi, di samping egois, miskin empati, mati rasa atas sakit dan duka
pihak lainnya.
Meski tidak mengidap psikopat, beberapa binatang
memiliki sifat-sifat tersebut secara terpisah. Karena tubuhnya yang
pendek dan tambun, Cantil (jenis ular di Meksiko) melakukan kebohongan
saat memikat mangsa. Sebab, walau bisanya dapat mengakibatkan pendarahan
dan gagal ginjal bagi korban gigitannya, namun ia tak mampu bergerak
segesit kobra. Meski begitu banyak mangsa terkecoh godaan ekornya.
Mereka yang tertarik, mendekat bahkan iseng bakal dia rangket dan habisi
dengan racunnya. Burung Patu Patagonia kerap meninggalkan telur yang
tengah dieraminya saat pemangsa tiba. Ia bakal berlari laksana burung
luka yang patah sayapnya. Namun setiap kali pemangsa mendekat, ia akan
bangkit dan berlari lagi. Sandiwara semacam itulah yang dimainkannya
berkali-kali hingga pemangsa menjauh dari sarangnya, saat di mana ia
bebas terbang pulang ke sarang. Komodo tak kenal ampun kepada siapa pun
yang pernah menyakitinya. Dan, membunuh adalah satu-satunya cara yang ia
pahami demi melunaskan dendamnya. Sekali saja ia sempat melihat orang
yang menyakitinya, maka seumur hidup ia akan terus memburu orang itu
lewat baunya. Di saat terancam bunglon bermimikri, mengubah warna
kulitnya serupa dengan warna lingkungan di sekitarnya.
Entah apa
yang ada dalam benaknya, begitu dewasa dan menemukan pasangannya
Kedasih jantan dan betina tidak mau membuat sarang untuk menaruh telur
atau mengeraminya. Sang betina justru menitip telur di sarang burung
lain yang lebih kecil. Saat menitipkan telurnya ia dengan sadis juga
membuang telur sang empunya sarang. Usai itu ia pun minggat untuk
memikat pasangan baru. Lalu bertelur dan menitipkannya ke sarang burung
lainnya lagi. Begitu seterusnya. Maka pengeraman dilakukan oleh induk
betina lain. Perilaku buruk induk Kedasih menurun pada anaknya. Jika
menetas lebih dulu, anak Kedasih tega melempar telur-telur induk tirinya
yang belum menetas ke luar sarang. Paling tidak, ia akan mematuki
telur-telur tersebut sampai bocor atau pecah.
Bisa dipastikan
tidak ada seekor binatang pun yang memiliki serangkaian sifat psikopat
tersebut secara utuh dan menyeluruh. Meski inspirasinya --bagian per
bagian-- bisa jadi bersumber dari mereka, namun secara naluriah semua
itu hanyalah bagian dari hukum alam di mana mereka mesti konsekwen demi
mempertahankan hidupnya. Justru peradaban manusialah yang belakangan
memadurangkaikan sifat-sifat tersebut lantas mencangkokkannya secara
sempurna ke spesies baru bernama koruptor. Itulah kenapa spesies ini
punya kemampuan prima dalam berbohong dan menipu sambil berceramah soal
moral dengan mengharu biru, usai menikamkan libido kerakusannya. Ketika
ketahuan curang, mereka pun sigap pasang tampang tidak berdosa. Bagi
yang belum konangan atau yang berhasil lolos dari jerat hukuman, segera
pula mereka menebar teror sekaligus unjuk kedigdayaan untuk menancapkan
pisau dendam.
Dengan cepat spesies ini pun menjiplak insting
kebinatangan lainnya. Sebagaimana lalat yang gemar mengerubuti kotoran
dan memuntahkan air liurnya agar makanan melembek dan mudah disedot
mulut mininya, koruptor pun selalu memburu gudang anggaran lantas
meracuni legislasi dengan berbagai trik penyimpangan agar uang mengalir
gampang ke kantong mereka. Meniru kejorokan babi yang gemar makan,
tidur, dan mandi di atas kotorannya sendiri, koruptor juga membangun
istana harta tempat mereka berasyik masyuk dengan leluasa tanpa ada yang
mengganggunya. Bak serigala yang suka menyimpan bangkai busuk untuk
disuapkan kepada anaknya, koruptor lantas membagi-bagi aliran dananya
kepada keluarga, sanak kerabat, bahkan para gundiknya. Seperti sang
srigala yang doyan melahap muntahannya sendiri, koruptor sedia menjelma
siluman; menjadi tukang tadah penggasak proyek yang ia rancang dengan
curang.
Maka jika kecoak mampu bertahan hidup tanpa kepala hingga
hari yang ke sembilan, tanpa kekuasaan pun koruptor masih akan berdaya
mengendalikan kehidupannya dengan sentosa. Bahkan jika sampai harus
masuk penjara mereka tetap dapat memperoleh kemewahan berbonus kebebasan
plesiran. Sebab dana abadi hasil jerih payahnya mencuri uang negara
selalu selamat diamankan para kroninya!
(Dimuat di Jawa Pos, Minggu 26
April 2015).
Sumber: Facebook Sosiawan Leak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bila Anda memiliki kesan, pesan/saran maupun masukan atau pengalaman dengan Gerakan PMK, silakan ketik komentar Anda di bawah.
SATU HATI Tolak Korupsi untuk Negeri.